TOP NEWS

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Maecenas mattis nisi felis, vel ullamcorper dolor. Integer iaculis nisi id nisl porta vestibulum.

Rabu, 14 November 2012

Modal Guru Agar Bisa Membuat Tertawa Anak Didik


 Betapa pentingnya seorang guru mengajak para muridnya untuk bisa tertawa. Sehingga, tidak ada alasan bagi seorang guru yang ingin dicintai oleh anak didiknya berkata bahwa ia tidak bisa membuat tertawa. Meskipun hanya berupa selingan dalam proses belajar mengajar, kemampuan untuk bisa membuat anak didik tertawa harus dipelajari. Dalam membuat anak didik tertawa, beberapa hal berikut perlu untuk diperhatikan:



a. Tertawa dengan Cerita Lucu

Orang bisa tertawa oleh karena cerita yang lucu. Banyak sekali cerita-cerita yang lucu beredar di masyarakat. Meski demikian, tidak semua orang telah mendengar cerita lucu itu. Oleh karena itu, seorang guru sesekali perlu menyampaikan cerita lucu itu kepada anak didiknya. Sudah tentu, sebagai seorang pendidik maka cerita lucu yang disampaikan kepada anak didiknya adalah cerita-cerita lucu yang mendidik.

Berkaitan dengan cerita lucu ini, seorang guru dapat memperkaya khazanah cerita lucunya dari beberapa buku bacaan yang tak jarang di dalamnya memuat cerita lucu, bahkan ada juga yang sengaja khusus berisi cerita lucu. Agar wawasan anak didik semakin luas, seorang guru perlu juga menyampaikan cerita-cerita lucu yang terjadi di kota, daerah, suku, atau pulau lain di dalam negeri. Demikian pula dengan cerita-cerita lucu yang berasal dari negara lain pun dapat disampaikan kepada anak didik.

Cerita lucu yang dapat disampaikan kepada anak didik juga dapat digali oleh seorang guru secara kreatif dari kejadian atau kisah nyata yang dialami oleh sang guru sendiri di masa lalu. Jadi, semacam kenangan lucu yang dapat dibagikan kepada anak didik untuk diambil pelajaran atau hikmah dari kejadian tersebut. Berdasarkan pengalaman penulis, banyak di antara anak didik yang justru sangat menyukai bila diberikan cerita lucu yang berasal dari pengalaman di masa lalu. Dalam berbagai pengalaman cerita lucu yang berasal dari pengalaman ini kemudian tidak jarang anak didik juga menyampaikan pengalamannya yang bisa jadi hampir serupa. Maka, terjadilah interaksi dalam berbagi cerita yang menyenangkan.


b. Komentar Pendek yang Lucu

Orang juga bisa tertawa dari komentar pendek yang terlontar atau sengaja dilontarkan dan dinilai mengandung hal yang lucu. Komentar pendek ini biasanya mucul secara spontanitas. Di sinilah dibutuhkan kreativitas tersendiri dari seorang guru untuk mengeluarkan komentar yang mengandung kelucuan sehingga anak didik pun tertawa.

Meskipun komentar yang mengandung kelucuan ini seringkali muncul secara spontan, akan tetapi seorang guru dapat merencanakan untuk berkomentar yang lucu. Misalnya, pada saat mempersiapkan materi yang akan diajarkan, seorang guru sudah mencari peluang pada bagian yang mana ia akan memunculkan komentar lucu.

Sengaja memunculkan komentar yang lucu ini sebenarnya bukan hal yang baru. Sebagaimana para pembawa acara (MC) pada acara-acara yang nonformal atau bahkan para pelawak yang pekerjaannya adalah memancing tertawa para penontonnya, jangan dikira komentar dan ungkapan lucu yang mereka lontarkan semuanya serba spontanitas. Bisa jadi sebagian di antaranya memang muncul secara spontanitas, namun sebagian besar dari ungkapan lucu memang sudah direncanakan dengan baik. Di sinilah seorang guru diharapkan bisa secara kreatif untuk merancang komentar yang lucu sehingga bisa menyegarkan suasana dalam proses belajar mengajar.


c. Lucu yang Tidak Menghina

Ada hal penting yang perlu diperhatikan oleh seorang guru ketika menyampaikan cerita atau komentar lucu kepada anak didiknya, yakni hendaknya kelucuan yang disampaikannya tidak mengandung muatan yang menghina. Hal ini sangat perlu untuk diperhatikan karena guru adalah seorang pendidik dan ketika menyampaikan cerita atau komentar lucu pun dalam proses pendidikan.

Seorang guru tentu berbeda dengan seorang pelawak yang menampilkan kelucuan di panggung dengan secara bebas. Ada norma dan kaedah yang mesti dijunjung oleh seorang guru. Salah satu hal penting yang harus diperhatikan adalah jangan sampai menghina, baik itu menghina anak didik, orangtua, lingkungan sekitar tempat tinggal, apalagi menghina yang bermuatan sara (suku, agama, ras, dan antargolongan).

Masih terkait dengan lucu yang tidak menghina adalah tidak menghina kehormatan manusia pada umumnya. Misalnya, lucu yang bersifat pornografi. Memang, apabila menyerempet hal-hal yang bersifat pornografi biasanya mudah untuk membuat orang lain tertawa. Apalagi bagi anak didik yang sedang tumbuh dan berkembang menuju remaja dan dewasa, tentu segala hal yang bersifat pornografi menjadikan mereka penasaran. Di sinilah seorang guru dituntut untuk bisa mengemas cerita atau komentar yang membuat tertawa, akan tetapi yang sekaligus tidak menghina kehormatan manusia pada umumnya.

Akhmad Muhaimin Azzet 

Rabu, November 14, 2012 Diposting oleh Susanti 1

Mengajar 1 Sekolah Seorang Diri

Satu Sekolah Sendirian - Meski statusnya hanya sebatas guru honorer, Alfius (40) secara seorang diri rela mengajar SD Bala Keselamatan Lawe, Kecamatan Pipikoro, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah.
Alfius yang ditemui di Palu, baru-baru ini, mengatakan SD Bala Keselamatan Lawe saat ini memiliki 89 murid yang terbagi dalam enam kelas.
Sebenarnya ada seorang kepala sekolah namun kondisinya sering sakit-sakitan sehingga tidak bisa mengajar. "Jadi saya mengajar seorang diri murid kelas I hingga kelas VI," kata pria kelahiran Desa Lawe, Kabupaten Sigi, 24 Februari 1972 ini.
Pria yang mengajar sejak 2005 ini menuturkan, saat memberi pelajaran di kelas, sejumlah murid di kelas yang lain terpaksa menganggur dan menunggu pelajaran selesai.
Guru yang mengaku pernah digaji Rp75 ribu per bulan ini mengaku harus mengatur anak didiknya masuk sekolah agar pemberian pelajaran bisa maksimal.
"Beginilah mengajar seorang diri, harus pintar-pintar membagi waktu," kata ayah dari Chandra (8) dan Citro (3) ini.
Pria yang pernah mendapat penghargaan dari Pemkab Sigi atas dedikasinya mengajar di sekolah terpencil ini berharap ada guru yang bisa membantunya mengajar di SD Bala Keselamatan Lawe agar murid-murid bisa maksimal menyerap ilmu.
PATUT DI CONTOH UNTUK GURU DAN CALON GURU....
Sumber: http://info-infounik.blogspot.com
Rabu, November 14, 2012 Diposting oleh Susanti 1

Jumat, 09 November 2012

Pentingnya Media Pembelajaran Dalam Proses Belajar

Media pembelajaran sangatlah penting di dalam proses belajar. Media yang digunakan tentu saja harus menarik dan berkualitas yang dapat meningkatkan daya pikat siswa terhadap pendidikan , terutama dalam pelajaran yang membosankan bagi sebagian siswa. Pendidik dituntut kekreatifannya untuk memiliki media yang bagus dan bermutu namun harus mudah dipahami oleh siswanya.

Jumat, November 09, 2012 Diposting oleh Susanti 1

Pengertian Media dan Batasanya


  1.  Pengertian Media Pendidikan
  2. Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah bearti “tengah“ “perantara“, “pengantar“ atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan.
  3. Banyak batasan yang di berikan orang tentang media :
  4. AECT  media merupakan segala bentuk dan saluran yang di gunakan orang untuk menyalurkan pesan atau informasi.
  5. Gagne (1970) media merupakan jenis komponen dalam lingkungan siswa dapat merangsangnya untuk belajar.
  6. Brigg ( 1970) media merupakan segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar seperti buku, kaset, film.
  7. NEA media merupakan bentuk komunikasi baik tercetak maupun audiovisual serta peralatan.
  8. Media merupakan segala sesuatu yang dapat di gunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar berjalan baik.
  9. Media instruksional edukatif adalah sarana komunikasi dalam proses pembelajaran yang berupa perangkat keras maupun perangkat lunak untuk mencapai proses dan hasil instruksional secara efektif dan efisien, serta tujuan instruksional dapat dicapai dengan mudah.(ifra00450.wordpress.com)
Jumat, November 09, 2012 Diposting oleh Susanti 0

Kamis, 08 November 2012


Multimedia learning in school can be taught in audio visual. As a teacher must understand the character of the students through the approach to the students. From there, the teacher was able to recognize the potential and weaknesses of current his students .The teacher should  provide comfort in the learning process, one of them in the media that you select a fresh and easy to remember by student . Because most pupils will be remembered by what he saw of on which he heard . Like , the media used in the form the set remember vocabulary puzzle.

Each media possessed excess and lack of its own. The advantages of this medium course to train their memory and to train its psychomotor and also to enhance students' learning passion. But the lack of media makes students just want to play around it, cool with stacking arrange it.

Media were prepared in the form of writing in learning vocab which was written by each student with a different vocab. then vocab scissors vertically, horizontally and diagonally. Then the teacher gives an example of how to construct the puzzle. Then the students shall randomly select a puzzle that he will do in turn.


Name : Susanti
NPM : 116310513
Kamis, November 08, 2012 Diposting oleh Susanti 1

media pembelajaran puzzle


Multimedia pembelajaran yang di ajarkan di sekolah dapat berupa audio visual. Sebagai seorang pendidik harus memahami karakter peserta didik melalui pendekatan kepada murid. Dari situ lah guru dapat mengetahui potensi dan kelemahan peserta didik nya.Guru arus memberikan kenyamanan dalam proses belajar,salah satu nya dalam memilh media pembelajaran yang fresh dan mudah untuk di ingat oleh murid.Karena kebanyakan murid akan lebih ingat dengan apa yang ia lihat dari pada yang ia dengar.Misal, media yang di gunakan dalam mengahapal vocabulary berupa rangakaian puzzle.

Setiap media mempunya kelebihan dan kekurang tersendiri. Kelebihan dari media ini tentu untuk melatih daya ingat mereka dan untuk melatih psikomotorik nya dan juga untuk meningkatkan gairah belajar murid. Tetapi kekurangan dari media ini membuat murid hanya ingin bermain main saja,asik dengan susun menyusun saja.

Media yang di persiapkan dalam belajar tersebut berupa tulisan vocab yang di tulis oleh masing masing murid dengan vocab yang berbeda.lalu gunting secara vertical,horizontal dan diagonal. Lalu guru memberikan contoh bagaimana cara menyusun puzzle tersebut. Kemudian murid di wajib kan memilih secara acak puzzle yang akan ia kerjakan secara bergantian.

Kamis, November 08, 2012 Diposting oleh Susanti 0

multimedia pembelajaran


 Media adalah alat interaksi sosial yang berfungsi untuk menyampaikan pesan atau pun informasi kepada anatarmanusia.

  Media pembelajaran adalah alat bantu proses pembelajaran. Segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan atau ketrampilan pebelajar  sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar. Alat yng berfungsi menyampaikan isi/materi pembelajaran seperti : buku, film, video dan sebagainya.Ataupun
sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang-dengar, termasuk teknologi perangkat keras.


   Media dan teknologi untuk pembelajaran telah berpengaruh terhadap pendidikan. Seperti saat ini misalnya, komputer telah menginvasi seting pembelajaran. Setiap alat menawarkan kemungkinan yang luar biasa untuk meningkatkan proses pembelajaran.Seiring dengan perkembangan teknologi, maka berbagai model pembelajaran yang diterapkan di dalam kelas juga mengalami perkembangan. Seorang guru memang masih tetap merupakan salah satu sumber belajar tetapi tidak lagi sebagai satu-satunya sumber belajar bagi para peserta didiknya. Guru menggunakan sumber belajar lain yang disebut sebagai media untuk membelajarkan peserta didiknya.
Sejauh mana pembagian peran antara guru dan media pembelajaran dalam menyelenggarakan kegiatan pembelajaran di kelas sangatlah ditentukan oleh guru. Dimungkinkan saja terjadi bahwa peran media pembelajaran itu sangat kecil, yaitu hanya sebagai pelengkap atau bahkan hanya sebagai “tempelan” di mana media baru digunakan pada saat guru membutuhkannya atau berhalangan hadir mengajar di kelas.

   Dalam sejarah, media dan teknologi memiliki pengaruh terhadap pendidikan. Contohnya, komputer dan internet telah mempengaruhi proses pembelajaran sampai saat ini. Aturan-aturan dari pendidik dan pebelajar telah berubah karena dipengaruhi media dan teknologi yang digunakan di dalam kelas.Perubahan ini sangat esensial, karena sebagai penuntun dalam proses pembelajaran, pendidik (guru) berhak menguji media dan teknologi
dalam konteks belajar dan itu berdampak pada hasil belajar siswa.

   Media pembelajaran yang telah dipilih agar dapat digunakan secara efektif dan efisien harus menempuh langkah-langkah secara sistematis. Ada tiga langkah yang pokok yang dapat dilakukan yaitu persiapan, pelaksanaan / penyajian, dan tindak lanjut.


Kamis, November 08, 2012 Diposting oleh Susanti 0